POMPA HIDROLIK
Pengertian Pompa
Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida.
Pompa menggerakan fluida dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan
yang lebih tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan energi
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pompa). Pada umumnya macam – macam dari pompa
ini da 2 yaitu pompa positive displacement dan pompa dinamik dimana pompa
positive displacement sendiri dibagi menjadi bebrapa bagian yaitu pompa
recriprocating dan pompa rotary. Sedangkan pada pompa dinamik dibagi lagi jadi
beberapa pompa yaitu pompa sentrifugal, pompa axial, dan pompa spesial efek.
Pada
aplikasinya, pompa digunakan pada beberapa kebutuhan seperti pompa air, pompa
diesel, pompa hidrolik, pompa hidram, pompa bahan bakar dan lain – lain. Berikut ini adalah penjelasan dari
salah satu aplikasi dari pompa yaitu pompa hidrolik.
Pompa hidrolik
adalah sebuah pompa yang digunakan untuk sebuah sistem hidrolik. Sistem
hidrolik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan zat cair (biasanya oli),
untuk melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja
berdasarkan prinsip Pascal. Prinsip hukum pascal yaitu bahwa tekanan yang
diberikan zat cair dalam ruangan tertutup akan diteruskan ke segala arah
dan sama besar. Maka dari hukum pascal tersebut
didapatkan rumus :
P
= Tekanan (N/m2)
F =
Gaya (N)
A =
Luas penampang (m2)
Dari rumus diatas tersebut bias diartikan
bahwa semakin tekanan berbanding lurus dengan gaya yang berarti semakin besar
gaya yang diberikan maka tekanannya pun akan semakin besar namun tekanan
berbanding terbalik dengan luas penampang ini berarti apabila luas penampang
tersebut semakin besar maka tekanan yang dihasilkan akan semakin kecil.
Komponen Utama System Hidrolik
Gambar 1. Sistem Pompa Hidrolik
1.
Unit Tenaga
Unit tenaga yang
berfungsi sebagai sumber tenaga dengan fluida cairan sebagai media yang
dimanfaatkan untuk system hidrolik.
Pada system unit tenaga ini yag
dipakai terdiri dari :
- Sebuah penggerak utama yang digunakan, penggunaan penggerak utama ini sangat penting karena penggerak utama merupakan sebuah penggerak yang akan menentukan kebutuhan dari setiap pemilik pompa hidrolik. Contohnya apabila mempunyai sumber tegangan listrik yang besar maka penggerak utama yang dibutuhkan adalah motor listrik namun apabila memiliki bahan bakar yang banyak maka yang digunakan sebaiknya motor bakar.
- Pompa hidrolik yang digunakan sebagai beban dari penggerak utama tadi. Pompa hidrolik ini akan memompa cairan hidrolik dan memberikan tekanan kepada cairan hidrolik tersebut sehingga system hidrolik dapat bekerja.
- Tangki hidrolik sebagai penampungan dari fluida cair yang dipakai dalam system hidrolik. Biasanya cairan yang digunakan dalam sitem hidrolik adalah oli.
- Aksesoris
untuk memudahkan dalam pengukuran seperti preassure
gauge, gelas penduga atau water level
indicator.
2.
Unit penggerak
Unit penggerak atau
yang biasa disebut aktuator ini memiliki fungsi sebagai mengubah energi
potensial dan kinetik dari fluida cair tersebut menjadi energi mekanik.Unit
penggerak atau aktuator yang digunakan untuk system hidrolik ini pada umumnya
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
a.
Penggerak Lurus
Yaitu
silinder hidrolik yang memiliki prinsip kerja menekan fluida cair sehingga
memiliki tekanan. Pada silinder hidrolik ini terdapat piston yang
terhubung dengan rod yang dapat
bergerak maju dan mundur bergantung pada sisi mana yang diisi oleh fluida
hidrolik bertekanan. Besar tekanan yang digunakan berbeda pada kedua sisi
silinder, bergantung pada beban, luas penampang silinder dan sisi rod-nya.
Gambar 2. Silinder Hidrolik
Berikut adalah bagian-bagian dari
silinder hidrolik:
·
Silinder Barel
Bagian
ini menjadi sisi terluar dari silinder hidrolik yang posisinya didesain diam.
Proses permesinan pada sisi dalamnya didesain presisi sesuai dengan komponen
yang lain.
·
Piston
Bagian
ini berada pada sisi dalam barel yang berfungsi untuk memisahkan antara kedua
sisi ruang silinder. Berkontak langsung dengan fluida hidrolik dan memiliki
luas penampang tertentu. Luas penampang inilah yang mengubah tekanan hidrolik
menjadi gaya tertentu yang besarnya sesuai dengan rumus umum
F = P x A
Dimana F adalah gaya, P adalah besar tekanan fluida hidrolik, dan A adalah luas penampang piston.
·
Piston Rod
Bagian
yang berbentuk silinder memanjang ini salah satu ujungnya terkoneksi langsung
dengan piston, dan sisi lainnya terkoneksi dengan peralatan lain yang
digerakkan. Bagian inilah yang meneruskan gaya yang timbul akibat tekanan
fluida hidrolis ke alat lain yang terhubung.
·
Sistem Seal/Gland
Beberapa
bagian dari silinder hidrolik terpasang sistem seal yang umumnya berbahan
karet, untuk mencegah kebocoran fluida hidrolik. Pada sisi piston terpasang
seal untuk mencegah fluida kerja berpindah dari sisi satu ke yang lainnya,
sehingga dapat mengganggu kerja silinder hidrolik. Pada sisi piston rod
terpasang sistem seal yang fix pada sisi barel sebelah dalam untuk mencegah
kebocoran fluida hidrolik yang berada pada ruang sisi piston rod.
b.
Penggerak Putar
Yaitu
motor hidrolik. Motor hidrolik berfungsi menyalurkan fluida hidrolik dari
tangki fluida menuju tempat tertentu dengan
memanfaatkan putaran yang dihasilkan motor tersebut dimana putaran motor
tersebut akan menghisap fluida dari tangki melalui sisi inlet dan dikeluarkan
melalui sisi outlet dengan tekanan tertentu sehingga fluida dapat disalurkan. Pada
motor hidrolik ini terdapat impeller atau unit pemindah yang bergerak memutar,
ada beberapa tipe dari impeller yang digunakan pada motor hidrolik yaitu :
·
Hydraulic Gear Motor
Gambar 3. Hydraulic Gear Motor
Pada motor
hidrolik ini terdapat 2 buah roda gigi yang bergerak berlawanan yang akan
menekan fluida yang masuk melalui sisi inlet dan keluar melelui sisi outlet. Salah
satu dari roda gigi tersebut terhubung kepada poros yang dimana poros tersebut
terhubung pada prime mover atau penggerak utama sedangkat roda gigi yang lain
berputar karena putaran roda gigi yang pertama, karena roda gigi tersebut
saling bersentuhan maka terjadinya perbedaan putaran sehingga akan menekan
fluida menuju sisi outlet. Kedua roda gigi pun didesain serapat mungkin agar
fluida tetap mengalir keluar melalui sisi outlet dan mencegah fluida agar tidak
kembali lagi pada sisi inlet. System hidraulik
gear motor ini dapat diubah putarannya sesuai kebutuhan dan cara
pemasangannya.
·
Hydraulic Vane Motor
Gambar 4. Hydraulic Vane Motor
Pada motor
hidrolik ini terdapat sebuah impeller dimana pada impeller tersebut terdpat
juga sudu sudu atau vane yang akan membuat perbedaan tekanan pada sisi inlet
dan outlet. Fluida akan masuk melalui sisi inlet karena terdapat hisapan yang
disebabkan oleh sudu – sudu tersebut dan akan dikeluarkan melalui sisi outlet. Pada
sisi outlet fluida akan keluar dengan memiliki tekanan karena hasil perputaran impeller
tersebut sehingga akan terjadinya perbedaan tekanan pada sisi inlet dan sisi
outlet dari motor hidrolik tersebut.
·
Gerotor Hydraulic Motor
Gambar 5. Gerotor Hydraulic Motor
Motor
hidrolik jenis ini terdiri atas dua roda gigi di dalam casing motor. Yang satu
berupa roda gigi yang berputar di dalam roda gigi yang lain. Keduanya memiliki
sumbu putar yang tidak pada satu titik. Putaran ini menyebabkan roda gigi terpisah sehingga rongga gigi menjadi
bebas, Akibatnya terjadi tekanan negatif pada pompa sedangkan Fluida pada
tangki mempunyai tekanan atmosfir , Selanjutnya Fluida mengalir dari tangki ke
pompa. Pada sisi inlet akan terjadi penghisapan yang disebabkan oleh putaran
dari roda gigi tersebut dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi outlet dari
motor tersebut dengan tekanan tertentu.
·
Radial Piston Hydraulic Motor
Gambar 6. Radial Piston Hydraulic Motor
Motor
hidrolik tipe ini menghasilkan torsi besar. Tersusun atas beberapa piston yang
terpasang secara radial (tegak lurus terhadap sumbu putar) dan didesain
memiliki ruang piston yang bervariasi saat berputar. Motor hidrolik jenis ini selain
menghasilkan torsi yang besar, juga menghasilkan power besar, dan torsi yang
relatif konstan. Sehingga tekanan yang dihasilkan pun akan baik dan stabil.
3.
Unit Pengatur
Unit pengatur ini
berfungsi sebagai pengatur dari lajunya fluida hidrolik. Unit pengatur ini
biasanya disebut valve atau katup. Katup
ini terdapat bermacam – macam dan memiliki fungsinya masing – masing. Berikut ini
adalah beberapa contoh katup yang digunakan pada sistem pompa hidrolik :
a.
Katup Pengarah (Directional Control
Valve = DCV)
Katup
adalah sebuah alat yang menerima perintah dari luar untuk menghentikan,
melepaskan , dan megarahkan fluida yang mengalir melalui katup tersebut dan contoh
jenis katup pengarah adalah Katup 4/3 Penggerak level, Katup pengarah dengan
piring putar, katup dengan pegas bias.
b.
Katup Pengarah Khusus
Selain
katup pengarah juga terdapat katup pengarah khusus yang mempunyai fungsinya
masing – masing. Berikut ini adalah macam – macam dari Katup Pengarah Khusus :
Check Valve adalah katup satu arah,
berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol
tekanan)
§ Pilot Operated Check Valve, Katup
ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu
arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat
membukanya.
§ Katup Pengatur Tekanan, Tekanan
cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan
operasional dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak
hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir
dalam saluran tertentu menjadi kecil.
c.
Katup Pengarah Tekanan
Katup
pengarah tekanan ini berfungsi sebagai pengatur tekanan. Katup ini bias menaikan
atau menurinkan tekanan sesuai fungsi dari katup – katupnya tersebut. Berikut ini
adalah macam – macam katup pengatur tekanan :
§ Relief Valve, digunakan untuk
mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban
lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
§ Sequence Valve, berfungsi untuk
mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder
hidrolik yang satu kemudian baru yang lain.
§ Pressure reducing valve, berfungsi
untuk menurunkan tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena
penggerak yang akan menerimanya didesain dengan tekanan yang lebih rendah.
d.
Flow Control Valve
Katup
ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan
gerak actuator (piston). Berikut adalah fungsi dari katup:
§ untuk membatasi kecepatan maksimum
gerakan piston atau motor hidrolik
§ Untuk membatasi daya yang bekerja
pada sistem
§ Untuk menyeimbangkan aliran yang
mengalir pada cabang-cabang rangkaian.
Macam-macam dari Flow
Control Valve :
§ Fixed flow control yaitu: apabila
pengaturan aliran tidak dapat berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.
§ Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat
berubah-ubah sesuai dengan keperluan
§ Flow control yang dilengkapi dengan
check valve
§ Flow control yang dilengkapi dengan
relief valve guna menyeimbangkan tekanan
Sumber :
Sularso & Tahara. 2006. Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian, dan Pemeliharaan. Jakarta : PT Pradnya Paramita
https://id.wikipedia.org/wiki/Pompa
https://mekatronikasmkn7smg.wordpress.com/sistem-pompa-hidrolik/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pompa
https://mekatronikasmkn7smg.wordpress.com/sistem-pompa-hidrolik/
Mantap euyyy
BalasHapusTerimakasih gan atas jnfonya, izin copas gan.
BalasHapusMateri akan Pompa Hidrolik tersampaikan dengan baik.
BalasHapuskomponen serta cara kerja cukup baik namun masih dapat dikembangkan lebih detail dan fokus pada suatu permasalahan